Merdeka adalah bebas dari segala bentuk penjajahan baik pisik atau pun psikis. Benar, sejak 17 Agustus 1945 kita sudah proklamirkan kemerdekaan dari kolonial Jepang dan Belanda secara pisik, tetapi kita masih terbelengguh penjahan psikis.
Buktinya menurut Menkopolkam, kita belum bisa membebaskan dari dari penjajahan hawa nafsu. Di mana-mana terjadi korupsi di kiri kanan, di atas dan di bawah terjadi korupsi, bahkan lebih banyak dari era Orde Baru yang direformasi.
Dalam sejarah Islam, ketika Nabi baru saja kembali dari Perang Badar, perang i i dianggap perang dahsyat karena banyak memakan korban. Beliau membuat sebuah pernyataan: رجعنا من جهاد الأصغر إلى جهاد الأكبر. (Kami baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar). Sampai para sahabat meminta keterangan dan bertanya pada Nabi saw. masih adakah jihad yang lebih besar lagi ya Rasulullah? Nabi menjawab jihad yang lebih besar itu adalah melawan hawa nafsu atau melawan diri sendiri.
Jadi kemerdekaan sesunguhnya adalah merdeka melawan diri⊃2; sendiri, yaitu melawan hawa nafsu untuk menghindari musuh dari dalam diri, yaitu melawan korupsi. Itulah kemerdekaan sesungguhnya setelah bebas dari penindasan kolonial atau pisik.
Wasalam, Kompleks GPM, 17 Agustus 2023 M/ 30