Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
FOOTNOTE HISTORIS: AKTIVITAS SELAMA STUDY DI NEGERyuI
26 Mei 2023
by Ahmad M. Sewang
1. PENELITIAN DAN STUDI DI UNIVERSITAS LEIDEN
Dalam memastikan mahasiswa yang akan diterima sebagai peneliti di Leiden, Belanda, harus melewati seleksi ketat. Dari 60 yang ikut diseleksi hanya 20 yang ikut kursus bahasa Belanda, dan dari 20 itu, hanya enam orang yang bisa lolos diberangkatkan.
Itulah yang mendorong penulis menyurat pada Prof. Dr. Jacob Vredenbregt, Kepala Perwakilan Universitas Leiden Asia Tenggara. Penulis menyampaikan urgensi penelitian di Belanda. Penulis mengirim surat pada beliau yang berisi bahwa "Seandainya saya tidak ikut dalam penelitian, maka ada dua kemungkinan: Pertama, harus ganti masalah penelitian, karena data yang diperlukan terdapat di perpustakaan Universitas Leiden dan perpustakaan KITLV. Kedua, bisa saja penelitian dilanjutkan, tetapi kualitasnya akan sangat rendah mengingat kekurangan sumber primer."
Argumen itulah yang menjadi pertimbangan pengurus INIS di Indonesia yang pada akhirnya penulis lolos seleksi bersama lima orang lainnya.
Penulis bersyukur karena bisa terseleksi sebagai peserta peneliti INIS periode 1993-1994, setelah mengikuti kursus bahasa Belanda di Erasmus Huis selama tiga bulan.
Penulis masih ingat, kami berangkat waktu itu di Airport Soekarno-Hatta pada 9 Agustus 1993 melalui pesawat KLM. Kami diantar ke Airport oleh staf Kemenag, yaitu Ibu Imanah dan Cut Aswar (dari IAIN Aceh), salah seorang teman yang ikut kursus bahasa Belanda tetapi tidak terseleksi. Padahal ia ingin meneliti perjuangan H. Agus Salim.
Wasalam,
Kompleks GPM, 15 Mei 2023 M/25 Syawal 1444 H