Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
FOOTNOTE HISTORIS: AKTIVITAS SELAMA STUDY DI NEGERI "KINCIR ANGIN " (11)
26 Mei 2023
Prof.Abd.Rasyid Masri
g. Mengikuti Lingkaran Kajian Prof. Arkun
Penelitian di Henry Krimer Institute (HKI) membuat penulis bertemu para ilmuwan Kristen yang bergerak di bidang misiologi. HKI adalah pusat pendidikan misiologi yang dilengkapi dengan tempat pelatihan, penginapan, dan perpustakaan. Penulis rajin melakukan penelitian pustaka di sini untuk studi sejarah pengembangan Kristen, khususnya di Sulawesi Selatan, sebagai bandingan sejarah islamisasi yang menjadi fokus penelitian penulis. Juga saya direkomendasi oleh pembimbing saya Dr. van Dijk (penulis buku DI/TII) untuk meneliti sumber-sumber awal Sulawesi Selatan.
Jika ada ilmuwan atau pendeta datang dari Indonesia, biasanya bermalam di lembaga ini. Sering peserta INIS dari dosen IAIN diundang berdiskusi dengan mereka. Di sinilah kami pertama kali bertemu Doktor Sumartana dari Yogyakarta dan Dr. Zakariah Ngelow, Ketua Sekolah Tinggi Teologi Indonesia (STTI) dari Makassar. Di sini pula penulis bertemu Ibu Pendeta Jaspert Slob yang aktif di HKI sebagai pembina.
Suatu ketika, Pendeta Slob memberi informasi bahwa Prof. Dr. Muhammad Arkun dari Sorbonne University Prancis melaksanakan Lingkaran Kajian setiap bulan. Kajian ini ditempatkan di Rotterdam. Pendeta Slob bersama penulis dan mengajak Ibu Nurnaningsih bersama, mengikuti kajian itu yang difasilitasi Ibu Slob sendiri, baik mobil atau pun membelikan tiket masuk mengikuti kajian itu. Kami berterima kasih pada Ibu Slof, sebab mengikuti kajian ini memberi pengalaman baru, yaitu:
a) Masyarakat Belanda adalah masyarakat akademik yang memiliki budaya cinta pada ilmu pengetahuan. Mereka datang dari jauh berbagai pelosok Belanda dan rela membayar untuk bisa mengikuti kajian itu.
b) Kajian itu lebih banyak pesertanya dari teman-teman non-muslim daripada muslim. Ibu Slob yang memfasilitasi kami, sering kami sapa dengan Pendeta Slob adalah salah seorang peserta aktif di kajian ini.
c) Prof. Arkun dalam menyampaikan kajiannya dengan memperkenalkan materi Islam yang universal dan inklusif, sehingga menarik diikuti untuk semua agama.
d) Pengalaman ini yang penulis sebut unik sebab Islam diperkenalkan sebagai ajaran universal, inklusif dan bisa diikuti lintas agama dan budaya.
Sudah pada tempatnya, penulis ingin berterima kasih pada pendeta Jaspert Slob yang telah memfasilitasi kami dan memberi pengalaman unik. Dengan pengalaman itu, penulis manfaatkan dengan mengikuti metode kajian Prof. Arkun, bagaimana berdakwah di tengah masyarakat Sorong yang multi agama, ketika diundang Bupatinya yang kebetulan non-muslim. Beliau mengundang penulis memberi ceramah dalam menyambut tahun baru hijrah. Tiba di Apartemen saya tidak lansgung tidur, melainkan merenung dulu bahwa apa pendeta Slob yang baik tidak sama sekali tidak mendapat pahala? Akhirnya saya menemukan jawabannya dalam QS al-Baqaah, 62,
Surah Al-Baqara, Verse 62:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Lebih baik kita kembali pada Quran dan hadis tanpak penafsiran. Sudah pernah saya tulis bahwa sebab jika melalui penafsiran pasti cenderung menyalahkan agama lain, ada kecencenderungan umat Islam dalam periode tertentu dalam perjalanan sejarah bersikap inklusif. Sehingga adegium "Kembali pada al-Quran dan hadis berarti kembali kepada aneka pendapat yang eksklusif. Tafsir yang sederhana saja, "Jalalain," menafsirkan ayat di atas,
معنى هادوا وَالنَّصَارَى
وَالصَّابِئِينَ أي هم في زمن رسولالله صلى الله عليه وسلم
Satu pandangan yang bisa dipertimbangkan.
Wasalam,
Kompleks GPM, 26 Mei 2023 M/ 6 Z. KAIDAH 1444 H