AMBIVALENSI IPTEK
Capai kemajuan umat manusia di bidang iptek telah mengantarnya kepada kehidupan yang lebih comport. Dalam waktu yang sama umat manusia sudah mulai mempertanyakkan, terutama setelah manusia mencapai kemajuan di bidang teknologi persenjataan dan dampak yang ditimbulkannya.
Betapa tidak, bom yang pernah dijatuhkan di Nagasaki dan Hirosima telah menyebabkan hilangnya nyawa 90 sampai 120 ribu umat manusia meninggal tiba-tiba, belum lagi yang meninggal secara pelan-pelan akibat radiasi. Menurut para ahli, dampak kehancuran yang ditimbulkan atas kemajuan nuklir sekarang 3800 kali dari Nagasaki dan Hirosima. Itu sebabnya PBB melarang penggunaan bom nuklir. Sebab jika itu terjadi, maka kiamatlah sudah dunia ini.
Satu-satunya yang bisa mencegahnya adalah moralitas, agama, dan iman atau apa pun namanya. Sebagai agama, Islam memelihara keseimbangan dalam diri umat manusia. Sejak awal sudah diingatkan, tidak cukup dengan kemajuan iptek, juga harus disertai ke dalaman imtak. Dalam QS al Mujadila, 11, يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Kedua unsur budaya ini saling melengkapi satu sama lain. Ilmu tanpa agama lumpuh agama tanpa ilmu buta, kata Albert Einstein, fisikawan Jerman. Ilmu akan menudahkan kepada kesejahtera hidup, sedang agama akan mengarahkan pada keselamatan hidup. Ilmu dan agama sesuatu yang komplermenter dalam kehidupan.
Wasalam, Kompleks GFM, 9 Okt. 2022 M/13 R. Awal 1444 H