Gambar 278-catatan-kaki--9.jpg

Penguasaan metode sejarah bisa dikembangkan pada ilmu pemikiran atau modernisme dalam Islam. Bagi yang pernah belajar pada pembaharuan pemikiran dari Prof. Dr. Harun Nasution, akan mendapatkan pelajaran ini dua semister. Menurut beliau modernisme mengandung makna, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah pikiran mengubah paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi.

Dalam hubungan ini, K.H. Ahmad Dahlan dimasukkan sebagai seorang pembaharu dalam dunia pendidikan, karena beliaulah pertama kali memperkenalkan pertama kali sistem klasikal dalam dunia pendidikan Islam pada era Hindia Belanda di awal abad ke-20. Dalam waktu yang sama orang masih menggunakan sistem  halakah terutuma pendidikan di pesantren. Menurut pandangan para tokoh muslim masa itu, penggunaan sistem klasikal dalam dunia pendidikan berarti sama dengan kaun kolonial. Meniru kolonial adalah kafir atau kafe (Aceh), dengan memperkenalkan hadis tasyabbuh. (Lihat Disertasi ditulis Prof. Dr. Nurbiah Lubis di IAIN Syarif Hidayahtullah Jakarta).

Apa yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dilihat dari kacamata masa kini adalah biasa, tetapi dengan menggunakan metode sejarah, yaitu menempatkan pikiran dan perasaan ke masanya, akan diakui bahwa pikiran beliau itu luar biasa. Itu yang dimaksud modernism dalam dunia pendidikan Islam. Itu juga dilakukan Muhammad Abduh di Mesir.

Jika pemikiran sekarang digunakan untuk mengadili masa lalu, akan pasti terjadi kesalahpahaman dan tidak akan pernah ada pembaharu pemikiran sepanjang masa. Jadi kaca matanya harus dibawa ke masa K.H. Ahmad Dahlan sebagai orang pertama memperkenalkan sistem klasikal dalam dunia pendidikan Islam di Hindia Belanda. 

Akhirnya, catatan ini seri terakhir, sesuai permintaan saya bahwa setelah dibaca semua dari seri 1 sampai seri 9. Maka saya sebagai penulis akan sangat gembira bila para netizen mengkritisi dan dilengkapinya agar bisa dijadikan sebuah buku yang akan lebih bermanfaat.

Wasalam,
Kompleks GFM, 24 Sept. 2022 M/28 Safar 1444 H