Gambar 270-catatan-kaki--pemikiran-islam-soekarno-2.jpg

Pada tahun 1994, kami mahasiswa dari INIS (Indonesian Nederland in Islamic Studies) yang sedang risearch di Leiden University, Belanda. Ketika itu INIS sedang  memprogramkan seminar di Kairo, Mesir. Tiba-tiba terjadi peristiwa pembunuhan turis asing di sana, sehingga seminar dialihkan ke Paris University di Prancis. 

Di masjid Agung Perancis saya ketemu mikimin dari Maroko. Berhubung karena mereka tahu saya dari Indonesia. Dia kemudian memuji kehebatan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno di depan saya. Dia juga mempertanyakan tentang, "Ayat Soekarno," yang menjadi bagian dari pemikiran Islam dinamis Soekarno. 

Mengikuti perbincangan orang Maroko itu yang pertama kali saya dengar, membuat saya balik bertanya, "Apa itu, ayat Soekarno?" Dia pun membacakan QS al-Ra'ad, 11,
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu mengubah nasib mereka sendiri ...
Menurutnya, itulah yang disebut ayat Soekarno, karena beliaulah pertama kali menyampaikan ayat ini di depan sidang umum PBB. Penyampaian ayat tersebut dalam sidang prestisius itu banyak diapresiasi delegasi negara-negara Islam. Dalam waktu yang sama mereka menyebut ayat ini sebagai "ayat Soekarno," pemikir muslim dinamis dari Indonesia.

Pemikiran Islam Soekarno sengaja diperkenalkan Muhammad Ridwan Lubis dimaksudkan agar Islam sebagai agama terus bermanfaat bagi umat manusia. Islam rahmatan lilalamin, Islam adalah proses pencerahan, ‘Islam is progress, Islam itu kemajuan’. Sebab itu, menurut Soekarno betapa berharganya mewarisi ‘api Islam,’ sebagai energi politik pembebasan seperti yang disebut Sokarno.

Pada seri berikutnya penulis akan berusaha menjawab pertanyaan dari mana Soekarno belajar Islam?

Wassalam,
Kompleks GFM, 16 Sept. 2022 M/20 Safar 1444 H