Gambar 263-catatan-kaki--dalam-teori-budaya-manusia-sedang-menuju-kepada-hidup-lebih-comport-8.jpg

"KEMAJUAN DI BIDANG
PERSEJATAAN TANPA MORAL BUKANNYA HIDUP AKAN LEBIH COMPORT, TETAPI JUSTRU SENJATA AKAN MAKAN TUAN"

Capaian kemajuan umat manusia di bidang iptek, di samping telah mengantar pada kehidupan lebih cepat, sempurna, dan lebih comport, juga bisa berdampak negatif, apalagi di bidang persenjataan, justru memunculkan malapateka pada kemanusiaan.

Di masa penjajahan, para pejuang berhadapan langsung dengan kolonial yang sudah dilengkapi persenjataan canggih pada masanya. Para pejuang bangsa cukup menggunakan bambu runcing. Kenapa bisa terjadi? Ternyata ada kaidah sosial lain saat itu yang digunakan bahwa kemanangan bukan hanya ditentukan senjata canggih juga semangat juang. Semangat itulah, yang disebut kekuatan moral. Senjata canggih menjadi tidak ada gunanya tanpa semangat. Karena itu kecanggihan persenjataan harus terpadu dengan kekuatan moral yang akan bisa memenangkan sebuah pertarungan di masa lalu. Jadi keduanya perlu dintegrasikan dalam menyelamatkan umat manusia di bumi ini.

Pertempuran masa lalu, semasih menggunakan tombak dan pedang mengharuskan berhadapan langsung dengan musuh. Di era modern cukup dengan menekan tombol persanjataan, musuh yang jarak jauh bisa musnah secara massal.
Mari kita belajar dari pengalaman. Saat Perang Dunia II, Hiroshima dan Nagasaki di Jepang mendapat serangan bom nuklir pada 6 dan 9 Agustus 1945. Ledakan bom nuklir, mengakibatkan dua kota itu hangus dan warga setempat meninggal dunia seketika, bahkan ada mengalami kanker akibat paparan radiasi.

Menurut Science Mag, bom Hiroshima menewaskan sekitar 90.000 sampai 120.000 orang yang meninggal seketika atau selama beberapa hari berikutnya karena cedera atau penyakit radiasi akut, akibat kerusakan sumsum tulang dan saluran usus. Di sinilah urgensi moral, agama dan iman atau apapun namanya. Jadi kemajuan iptek tanpa diback up kekuatan moral, maka kemajuan yang diperoleh bukan lagi untuk kesejahteraan, tetapi sebaliknya hanya mengikuti nafsunya sendiri tentang malapetaka yang akan terjadi. Dengan kata lain,  manusia akan musnah dari bikinannya sendiri.
Senjata akan makan tuan.

Kekuatan bom nuklir sekarang sebagai hasil capaian umat manusia, ledakannya jauh lebih dahsat dan dapat dianalogikan dengan bahan peledak kimia konvensional TNT. Satuan TNT yang digunakan adalah kiloton (1.000 ton) dan megaton (1.000.000 ton). Akibat yang ditimbulkan pun akan berlipat-lipat kali dari bahaya bom Hiroshima dan Nagasaki. Menurut para ahli 3800 kali daya hancurnya dari pada Hiroshima dan Nagasaki. Dapat diperkirakan bahwa jika terjadi Perang Nuklir sekarang akan kiamat dunia. Pupuslah harapan insan humanis yang ingin agar kehidupan lebih comport, berubah menjadi malapetaka kemanusian. Bagaimana cara mencegahnya? Bisa dilihat pada serial berikutnya sebagai serial terakhir (bersambung).

Wasalam,
Makassar, 4 September 2022 M/8 Safar 1444 H