Tidak ada yang bisa tersembunyi di depan Allah swt. Semua transparan, bahkan jika melakukan kesalahan anggota badan sendiri ikut jadi saksi, seperti firman-Nya dalam QS Yasiin 65, الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Sebaliknya, di dunia ini orang bisa bersenbunyi di depan sesama manusia. Itu pun bersifat sementara. Jika belum ketahuan semasih hidup, pasti sejarahlah nanti yang membuktikanya, sekalipun sudah lama meninggalkan dunia ini.
Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lingkoln, berkata, “You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time, but you can’t fool all of the people all of the time.” (Kamu bisa membodohi beberapa orang untuk sepanjang waktu, dan semua orang untuk beberapa waktu, tapi kamu tidak bisa membodohi semua orang sepanjang waktu).
Nenek moyang kita pun dahulu yang mengingatkan kata-kata bijak, "Sepandai-pandai, membungkus yang busuk akan berbau juga. (Perbuatan buruk yang selalu dirahasiakan, suatu saat pasti akan ketahuan juga). Sekarang peralatan untuk mendeteksi kebohongan semakin canggih, seperti CCTV, dan alat pendeteksi kebohongan itu sendiri. Alat itu akan semakin semakin maju dan sempurna sesuai perkembangan teknologi untuk membuktikan dengan tepat tentang sebuah rekayasa kejahatan. Sehingga kejahatan itu akan semakin sulit disembunyikan.
Sekarang ada krimonolog berpandangan, "Penjahat lebih maju satu langkah dari polisi." Sebab seorang penjahat jika sudah mengetahui modus operandinya sebuah operasi, dia sudah punya jalan keluar untuk menghindar. Pandangan semacam ini bisa saja terjadi, tetapi polisi juga akan semakin maju dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Memang ada semacam perlombaan antara polisi dan penjahat. Harus pula diakui ada juga polisi yang tidak profesional bahkan membentuk gen mafia merekayasa sebuah kasus, seperti peristiwa polisi tembak polisi dengan melakukan beberapa hal, 1. Merekayasa peristiwa, 2. Menyembunyikan fakta, 3. Membuat alibi baru. Walau demikian polisi mayoritas bekerja secara profesional, disiplin, dan mengikuti aturan, seperti peristiwa yang sedang mendominasi pemberitaan hari-hari terakhir ini. Namun akhirnya peristiwa polisi tembak polisi segera berubah 180 derajat menjadi polisi berhadapan dengan mafia. Perubahan terjadi setelah dilakukan investigasi secara profesional yang dipimpin Kepala Kepolisian sendiri. Kepala Kepolisian, Jendral Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri seperti disaksikan dengan gagah berani mengangkat citra kepolisian, tak perduli siapa pun orangnya untuk mengakhiri rekayasa. Karena itu, bagi saya Kapolri adalah manusia luar biasa dan kepadanya patut mendapatkan penghargaan. Kepadanya pula tempat menaruh harapan sebagai garda terdepan penegak keadilan. Kita memang perlu memberi penghargaan dan dukungan kepada Kapolri, sebab ia bisa berdiri tegak dan berani tegas di tengah mafia kejahatan di kalangan dalam sendiri. Tugas yang diembang Kapolri tidaklah mudah bahkan mengandung banyak reziko. Itulah akibat yang harus ditanggung bagi penegak kebenaran. (Dat is de consequentie die gedragen moet worden voor de handhaver van de waarheid), kata seorang pemikir dari negeri keju.
Wasalam, Makassar, 13 Agustus 2022 M/15 Muharram 1444 H