Di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya komunitas kota Makassar, sedang tumbuh sebuah kebiasaan baru, yaitu mandi-mandi di laut. Masyarakat yang hidup di daerah pantai pun memanfaatkan kesempatan ini sebagai peluang bisnis kecil-kecilan dengan membangun pondok kecil sebagai tempat istirahat dan jualan makanan. Ada juga yang khusus membangun kamar mandi sebagai ganti pakaian. Para pelaut juga ramai-ramai memanfaatkan peluang ini dengan mendaratkan perahunya menjajakan ikan di pantai sekitar jam 07.00 pagi yang diperkirakan sudah puncaknya orang mandi.
Tempat permandian pun, berdiri di beberapa tempat. Bahkan ada yang sengaja naik motor perahu ke pulau-pulau kecil di sekitar kota Makassar, seperti ke gusun. Umumnya yang ke tempat ini didominasi komunitas dosen di perguruan tinggi untuk menghilangkan rasa penat di tengah kesibukan.
Sepanjang pantai Tanjung Merdeka telah berjamur tempat permandian, mulai Pantai Bosowa, Akkarena, Pantai Biru, Angin Mammiri, Tanjung Bayan sampai ke Galesong. Sejalan dengan semakin bertambahnya komunitas kebiasaan mandi-mandi, masyarakat pun semakin dimanjakan dengan banyaknya berdiri tempat permandian seperti di atas.
Mandi-mandi di pantai bukan sekedar kesegaran jasmani, juga kesegaran rohani. Saya sangat gembira bila bertemu kenalan atau tiba-tiba ada yang tegur dan mengajak cerita. Manjadilah mandi-mandi itu bukan sekedar kesegaran jasmani juga sebagai sarana untuk silaturrahmi.
Dua tiga hari lalu, saya bertemu seorang teman di Pantai Angin Mamiri. Teman itu seorang dokter Beliau pun bercerita bahwa telah menjadikan wiridan baginya mandi-mandi air laut. Kemudian saya pun memunculkan asumsi bahwa walau air laut menjadi tempat pembuangan segala macam limbah kotoran, namun semua bisa dinetralisir. Dalam agama diajarkan semua bangkai hukumnya haram dikonsumsi, kecuali bangkai ikan di laut adalah halal. Dari sini muncul berbagai cerita bahwa "Orang sehat yang mandi di laut akan tercegah dari penyakit, sedang orang sakit yang mandi di laut akan sembuh dari penyakitnya. Air laut sebagai syifa (pengobatan)." Sejauh mana kebenaran pandangan di atas, harus dibuktikan dengan sebuah penelitian. Jangan sampai sekedar iklan pemasaran bagi orang yang ingin memanfaatkan kesempatan bisnisnya di pinggir pantai. Sekarang ada yang menimpali dengan cerita baru bahwa roket China pun menjadikan laut sebagai tempat pembuangan. Sampah antariksa CZ5B, roket bekas peluncuran modul stasiun antariksa RRT jatuh di laut Suluh pada 30-31 Juli 2022. Barangkali juga untuk menetralisir bahaya radiasinya. Wallahu'alam.
Kompleks GFM, 11 Muharram 1444 H/9 Agustus 2022 M