Gambar Mashuri Masri, Dosen UIN Alauddin Makassar Dalami Metode Riset di Australia

Mashuri Masri, Dosen UIN Alauddin Makassar Dalami Metode Riset di Australia

UIN Online - Dosen Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar, Mashuri Masri mengikuti Short Course Overseas Research Methodology 2019 di negeri Kangguru.

Kegitan terserbut berlangsung selama 19 hari terhitung 4 Hingga 22 November berlalu. Kedatangan mereka diterima Prof. Julian Millie dari Monash University.

Menurut Mashuri Masri selama ia berada di Australian kegiatan tersebut berjalan lancar. Selain itu kata dia kegiatan tersebut sangat psositif dalam upaya peningkatan kualifikasi akademik dosen PTKI dalam bidang research methodology, academic writing, publishing article, dan networking

"Program riset ini berjalan baik. Kegiatan semacam ini sangat positif dan konstruktif bagi upaya peningkatan kualifikasi akademik dosen PTKI dalam bidang research methodology, academic writing, publishing article, dan networking di luar negeri, khususnya Australia, melalui riset ilmiah dan penerbitan artikel di jurnal internasional bereputasi," kata Mashuri kepada Reporter, Senin (9/12/2019).


Diketahui, pelatihan tersebut merupakan program Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam mengirim 10 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) lintas keahlian untuk mendalami metodologi di Australia.

Short Course Overseas Research Methodology 2019 dibuka oleh Direktur Monash Herb Feith Indonesian Engagement Centre, Prof. Ariel Heryanto. Dalam sambutannya, Guru Besar asal Salatiga ini menyinggung beda budaya riset di Indonesia dan negara maju.

Di negara maju, seperti dicontohkan Ariel, rasionalilasi sebuah penelitian digambarkan sebagai sebuah lingkaran, dimana poin penelitian disampaikan dengan tajam di awal kemudian dibahas secara general, lalu dipersempit dengan sebuah argumen. Selanjutnya, rumusan riset dituliskan dengan jelas, tepat, dan sederhana melalui research question (perumusan masalah). Sementara penelitian di Indonesia masih banyak yang terlalu umum, dan kurang fakus.

Pembukaan Shortcourse ini dihadiri pula oleh Deputi Direktur Monash Herb Feith, Yacinta, Ph.D.

Previous Post Rektor UIN Sunan Kalijaga Beri Tauziah Pada Acara Buka Puasa Bersama UIN Makassar
Next Post UIN Alauddin Makassar Gelar Buka Puasa Bersama