Gambar Pukistek UIN Diskusi Hasil Penelitian Nasional

Pukistek UIN Diskusi Hasil Penelitian Nasional

UIN Online- Pusat Kajian Islam dan Teknologi (Pukistek) UIN Alauddin Makassar dan Pusat pengkajian islam demokrasi dan perdamaian (Puspidep)  Yogyakarta, sosialisasikan hasil Penelitian Nasional, di Hotel Singgasana Makassar, Sabtu (24/11/2018).
Dengan mengangkat tema Ulama, Politik , dan Narasi Kebangsaan: Fragmentasi dan Kontestasi Otoritas Keagamaan di Indonesia menghadirkan para peneliti yg berasal dari Pusat Pengkajian Islam, Demokrasi dan Perdamaian UIN Sunan Kalijaga (Usuka) Yogyakarta, diantaranya Muhrisun Afandi PhD, Nina Mariani PhD, Roma Ulinnuha PhD  Dr. Yunus Masrukhin serta penanggap  Prof Kadir Ahmad MS., dan Wahyudin Halim, Ph.D. 
Ketua Pukistek Wahyuddin Halim dalam sambuatnnya mengatakan tujuan sosialisasi untuk menyampaikan dan mendiskusikan temuan-temuan penting di lapangan terkait persepsi ulama mengenai negara-bangsa beberapa wilayah di Makassar, Medan dan Ambon.
Saya kira banyak hal yang bisa kita pelajari nanti bukan hanya subtansi dari penelitian ini, ucapnya.
Salah satu peneliti Pasca Puspidep UIN Usuka Muhrisun, Ph.D memaparkan hasil penelitiannya tentang Narasi Islamisme secara historis di Sulawesi Selatan sudah sejak lama berkembang, Makassar dikenal dalam sejarah sebagai  salah satu pusat gerakan Islam garis keras di Indonesia sejak masa orde lama dengan 
munculnya gerakan DI Kahar Mudzakkar (DI-TII). Beberapa kasus radikalisme agama yang terjadi di Makassar sendiri menunjukkan bahwa berkembangnya tradisi Islamisme di wilayah ini bukan semata-mata karena pengaruh gerakan serupa pada level nasional,  namun lebih merupakan ekspresi dinamika Islamisme pada tingkat lokal.
Sementara itu hasil studi BNPT di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa budaya ekstremisme maupun terorisme tidak secara serius berkembang di Makassar, hal ini sebenarnya terkonfirmasi oleh hasil survey kuantitatif penelitian ini, dimana dari seluruh 
sampel ulama Makassar 30 0rang yang berpartisipasi dalam survey penelitian ini  70 persen atau 20 orang di antaranya berada pada spektrum progresif, inklusif dan moderat. 
Salah seorang penanggap yang berasal dari Balai litbang Makassar Prof. Kadir Ahmad menuturkan bahwa di Sulawesi Selatan khususnya Suku Bugis Anregurutta dipercaya sebagai figur utama, pengakuan yang diberikan oleh masyarakat atas ketinggian ilmu, pengabdian dan jasanya dalam dakwah keislaman. 
Ulama terdahulu sangat berpengaruh dalam menentukan persepsi umat tentang negara di sulawesi selatan, pungkasnya.
Kegiatan dimulai dari pukul 09.00 hingga 13.00 WITA dihadiri oleh ratusan peserta yang telah melalui tahap penyeleksian oleh panitia, peserta terbagi ke dalam berbagai elemen, seperti mahasiswa, aktivis, LSM, unsur pemerintah, Dosen, serta para peneliti.

 

Previous Post Kebijakan Rektor, Hanya 31 Mahasiswa FEBI UIN Makassar Diwisuda
Next Post Tingkatkan Status Akreditasi, Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Makassar Susun ISK