Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Beasiswa Bidik Misi
Galeri
Change Languange
English
العربية
Dialog Sumpah Pemuda: Tawuran Mahasiswa Coreng Pemuda Hari Ini
04 November 2018
Ism
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online-Aksi tawuran antar mahasiswa yang terjadi di kampus, saling lempar batu dan tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan telah mencoreng pemuda hari ini, ujar Syaiful saat menjadi pembicara dalam dialog kepemudaan di Lecturer Theatre (Lt) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar.
Kegiatan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh 28 Oktober tersebut diselenggarakan oleh Komunitas Penelitian dan Pengkajian Jas Merah FAH UIN Alauddin. Senin (29/10/2018)
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora itu menuturkan, mahasiswa seharusnya dapat menjadi pemuda yang dibanggakan dengan gerakan-gerakan kepemudaan seperti yang dilakukan mahasiswa di tahun 1965. Di mana, kata Syaiful, pemuda saat itu berada di fase tulang punggung sejarah.
Pemuda saat ini mengalami jalan buntu atau kemandekan. Entah apakah ini erat kaitannya dengan peristiwa 1965, atau peristiwa-peristiwa lainnya. Sampai tahun 80-an gerakan pemuda benar-benar tidak memperlihatkan apa-apa, ujarnya.
Meski demikian, ia percaya pemuda saat ini masih bisa menemui titik baliknya, di mana orang-orang yang sudah mulai jenuh dengan kondisi stagnasi sehingga mereka mencari jalan keluar. Entah itu dengan cara revolusioner atau dengan cara yang lain.
Generasi sekarang itu kan senang disebut sebagai generasi milenial, generasi yang melek informasi, tanggap teknologi. Di sisi lain milenial juga dapat berkonotasi negatif, seperti senang terburu-buru mengerjakan sesuatu, suka cara yang instan, sehingga membuat mereka menjadi malas dan tidak menghargai sebuah proses, jelasnya.
Dengan kondisi yang serba cepat, lanjutnya, pemuda seharusnya mengambil kesempatan itu dengan melakukan gerakan-gerakan positif. Hanya saja yang menjadi persoalan, Syaiful menyebut gerakan kepemudaan saat ini telah mengalami fragmentasi, yaitu gerakan-gerakan yang terpecah-pecah dan sangat berbeda dengan kelompok pemuda yang satu dengan yang lain.
Terjadi pola gerakan yang berbeda yang menimbulkan saling menyalahkan satu sama lain. Sehingga di sinilah kadang terjadi perpecahan, perseteruan, atau perkelahian, tandasnya.
Menanggapi aksi tawuran mahasiswa, Pengamat Politik dan Kebangsaan, Arqam Azikin mengatakan anak muda sekarang harus membuat sumpah pemuda yang baru, bukan lagi mengikuti sumpah pemuda yang lama. Sebab, kata dia, jaman yang ada sekarang sudah sangat berbeda dengan era mahasiswa dahulu.
Kalau kita kembalikan ke gerakan 28 Oktober (Hari Sumpah Pemuda), saya berharap kita mengintropeksi sejarah. Tetapi kita harus berpikir sesuai dengan era masing-masing. Karena sekarang eranya media sosial, bikinlah sumpah pemuda itu dengan ala mahasiswa UIN. Bukan tawuran di kampus, ngapain berkelahi di kampus? tegasnya.
Menurutnya, konteks berpikir anak muda itu adalah konteks berpikir seperti yang dilakukan Dr Wahidin, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Ashari. Apabila mahasiswa saat ini mengkaji mengenai ketiga sosok tersebut, maka pemuda sekarang akan menemui titik terang mengenai persatuan dan tanah air.
Hal ini akan menjadikan anda sebagai orang yang cepat selesai di kampus, bukan hanya sekadar sarjana, tapi ada parameter kecil yang kalian punyai, tambahnya.
Lebih lanjut Arqam menuturkan, Muhammad Yamin menemukan mozaik sumpah pemuda bersama pemuda lainnya namun, cara berfikir mereka bukan hanya berhenti pada 28 Oktober saja, tetapi terus berlanjut hingga ke generasi selanjutnya.
Paradigma berpikir 28 Oktober itu harus digeser ke 2018 menuju ke abad ke-22. Caranya adalah mengawal kedaulatan ini harus bersama-sama. Entah kalian jadi NU, Muhammadiyah, HMI, Wahdah, syariat Islam, pokoknya solid jadi umat islam. Kalau umat islam tidak solid, bangsa ini tidak lama akan hancur lebur, ungkapnya.
Ia berharap, mahasiwa UIN Alauddin dapat menjaga kampus bersama-sama. Sebab, kampus yang berbasiskan Islam ini merupakan bagian titik sentrum di Indonesia Timur, di mana pemikiran-pemikiran Islam, baik yang moderat dan modern ada di kampus ini.
Disinilah kita harus berinteraksi. Tugasnya teman teman adalah membuat kaderisasi sebanyak mungkin. Setelah kaderisasi, kemudian dapat piagam, jangan berhenti di situ. Terus kembangkan diri, bukan malah tawuran yang akan menghancurkan kualitas pemuda itu sendiri, pungkas Arqam.
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Bidang Akademik UIN Alauddin Makassar Gelar Rakor Persiapan Pendaftaran Ulang Mahasiswa Baru
Next Post
569 Dinyatakan Lulus SNBP UIN Alauddin, Prodi Kedokteran Paling Diminati
Berita Terbaru
Berita Populer
Bidang Akademik UIN Alauddin Makassar Gelar Rakor Persiapan Pendaftaran Ulang Mahasiswa Baru
28 Maret 2024
569 Dinyatakan Lulus SNBP UIN Alauddin, Prodi Kedokteran Paling Diminati
28 Maret 2024
Tingkatkan Mutu Pelayanan, Pimpinan FSH Gelar Rapat Koordinasi
28 Maret 2024
FEBI UIN Alauddin Menakar Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres 2024
28 Maret 2024
Sisfo Berbagi Jadi Rangkaian Akhir Kegiatan Ramadhan Mubarok HMJ Sisfo
28 Maret 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Berikut Kuota Jalur SPAN-PTKIN UIN Alauddin
27 April 2018