Gambar ULLA: JADI PENGURUS UKM LIMA

ULLA: JADI PENGURUS UKM LIMA "Washilah" TIDAKLAH MUDAH

UIN ONLINE - Setiap profesi punya kesibukannya masing-masing. Begitupun UKM LIMA yang mempunyai media bernama Washilah. Washilah dituntut untuk setiap harinya memberikan informasi seputar UIN Alauddin Makassar.

Washilah dalam memberitakan tak henti-hentinya berupaya untuk memberikan informasi yang up to date. Selain itu, agenda UKM LIMA seperti rapat, kajian, serta kegiatan nasional pun menambah kesibukan para anggotanya. 

"Menjadi pengurus tidaklah mudah karena rutinitas UKM LIMA yang hampir setiap harinya seperti, pemberitaan serta kegiatan lainnya," ucap Pimpinan Umum Demisioner UKM LIMA Periode 2016, Asrullah.

Pria yang akrab disapa Ulla itu, bercerita banyak hal saat acara pelantikan pengurus UKM LIMA Periode 2017. Ia merasa selama menjadi pengurus memang beban yang dipikul itu semakin berat, namun ia mengaku menikmatinya. 

Pahit-manis berorganisasi telah ia alami di UKM LIMA. Dimana ia sangat sibuk bahkan hingga tidak tidur nyenyak saat kegiatan nasional yang kali pertama dilakukan UKM LIMA sebagai tuan rumah. "Itulah saat-saat paling sibuk di UKM LIMA," curhatnya kepada pengurus.

Pencapaian UKM LIMA diusianya yang menginjak 31 tahun tersebut sungguh mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III), Prof St Aisyah Kara MA PhD.

Masalah klasik yang sering ditemui di organisasi manapun yakni, masalah financial. Hal ini pun dirasakan oleh UKM LIMA. Mengelola dana dari rektorat yang jauh dari kata cukup, mengharuskan UKM LIMA dituntut lebih kreatif menggunakannya.

 "Periode yang lalu hanya 10 juta, namun kata WR III akan ditambah mulai tahun ini menjadi 15 juta," ucapnya.

 Belum lagi fasilitas yang kurang memadai di UKM LIMA, Ulla bahkan pernah meminta komputer karena dianggap sangat penting bagi lembaga yang kerjanya menghasilkan arsip, termasuk berita foto dan video. "Banyak tempat untuk menyimpan, biasanya di laptop saya atau di anggota yang lainnya, karena perangkat lama sudah rusak makanya sangat menyulitkan," paparnya. Alhasil, pengarsipan menjadi kurang maksimal.

Tak hanya itu, fasilitas berupa wifi pun semestinya dimiliki, untuk mengaktifkan pemberitaan Whasilah secara on line, namun hal itu hingga kini belum terwujud. Meski demikian dengan segala keterbatasan yang ada Whasilah dapat tetap eksis membuat karya jurnalistik melalui media online maupun cetak. Hal itu dapat terlihat dari konsistensi Washilah dalam memberitakan.

Namun, perjuangan UKM LIMA untuk berkreasi tak lepas juga dari bantuan banyak pihak. Misalnya, bantuan yang sering diberikan oleh WR III turut membantu menyelesaikan beberapa persoalan yang pernah dialami oleh UKM LIMA.

Ulla juga tak lupa untuk mengingatkan kepada pengurus agar meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Menurutnya, informasi yang disajikan UKM LIMA haruslah berkualitas. Seperti kata para guru jurnalistik, seperti Goenawan Muhammad: “hanya dua tugas pers yakni, menyuarakan suara-suara yang tidak bersuara dan sebagai anjing-anjing penjaga kekuasaan.

"Hal ini perlu dipahami dan dimaknai dengan baik," himbaunya. 

Terakhir, ia sangat mengharapkan kepengurusan selanjutnya ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya

 

Previous Post Bidang Akademik UIN Alauddin Makassar Gelar Rakor Persiapan Pendaftaran Ulang Mahasiswa Baru
Next Post 569 Dinyatakan Lulus SNBP UIN Alauddin, Prodi Kedokteran Paling Diminati