Gambar BEDAH BUKU PASCASARJANA; ISLAM DAN ISLAMISME

BEDAH BUKU PASCASARJANA; ISLAM DAN ISLAMISME

Pascasarjana Gelar Bedah Buku “Islam Dan Islamisme “

UIN Online – Pascasarjana mengadakan Bedah Buku karya Bassam Tibi berjudul Islam dan Islamisme. Pembicara yang diundang dalam acara itu adalah Jalaluddin Rakhmat dan Prof Dr M Kasim Mathar. Acara tersebut dilaksanakan di Ruang Lecture Theater (LT) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. (12/01/2017)

Jalaluddin Rakhmat menjelaskan bahwa sebuah model Islam di dunia modern adalah Islam Civil atau Islam Madani. “Hal ini juga terdapat di catatan bagian akhir,” ucapnya. Dalam bedah buku ini, Kang Djalal, juga mengurai biografi Majid Nawaaz dan Anjam Choudarisy.

Dalam paparannya, Kang Jalal menyatakan bahwa “Islamisme adalah satu keinginan yang ingin memaksa penafsiran Islam untuk orang Islam dengan aturan yang dipaksakan melalui kekuatan, kekuasaan dan melalui Negara”. Di akhir uraiannya Ia mengatakan bahwa “Islamisme dapat berfungsi apa saja dan untuk siapa saja.”

Selain itu, Prof Qasim Mathar mengatakan bahwa di kata pengantar dalam buku tersebut telah menegaskan perbedaan antara Islam dan Islamisme dan di setiap sub bab juga diiulangi kembali. “Jika Islamisme diartikan sebagai tatanan politik sedangkan Islam adalah keimanan, Islamisme menghendaki hanya ada satu Islam,” paparnya.

Qasim memaparkan, bahwa Islamisme dan antisemitisme adalah, perasaan yang merasa bahwa Islam dikepung oleh konspirasi Yahudi dan Salib, serta persaingan atas tatanan politik baru dunia. Sedangkan Islamisme institusional dan islamisme jihadis mengartikan kekuasaan politik menuju Negara syariah Islam bertatanan politik ilahi yang berakhir di kotak suara. “Islamisme melahirkan kekacauan dalam berbangsa dan berislam,” tandasnya.

Qasim Mathar tidak setuju jika islamisme adalah salah satu tafsir terhadap islam jika setiap tafsiran bukan keluar dari Islam. “Saya setuju harapan dunia islam diletakkan pada civil Islam,” ungkapnya.

Di akhir pembicaraannya, ia beranggapan bahwa “Tidak ada islam asli yang ada islam sejarawan dan dikawinkan dengan budaya,” pungkasnya.

Previous Post Bersiap Akreditasi Unggul, Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Mulai Susun Dokumen ISK
Next Post Halalbihalal Momentum FAH Pererat Hubungan dan Bangun Lingkungan Kondusif