Oleh : Mashuri Masri DNA yang dalam bahasa sains dikenal dengan nama deoksiribo nukleic acid, karena struktur dan sifat yang melekat pada struktur tersebut. Sebagian dari kita mungkin hanya menemukan kata DNA jika terjadi pertikaian public figure di infotainment yang mengharuskan mereka untuk memeriksakan DNA-nya karena permasalahan penentuan identitas anak. Ternyata DNA tidak hanya memiliki fungsi seperti hal tersebut. DNA bisa memberikan pengaruh yang nyata dalam hidup kita, Kasua Murakami, Ph.D, seorang ahli genetika terkemuka di Jepang dan di dunia, dalam bukunya The Miracle of DNA menemukan Tuhan dalam gen kita, menguraikan kenyaaan tersebut dengan sangat ilmiah. Bagaimana pikiran positif kita dalam menyikapi segala sesuatu dalam hidup dapat membangkitkan energy positif yang kemudian berkolaborasi mengaktifkan gen-gen yang sangat bermanfaat dalam tubuh, sebaliknya jika pikiran negatif yang muncul akan membuat hidup menjadi galau. Pantaslah dalam Alquran dinyatakan bahwasanya perbuatan baik walaupun baru berada dalam tataran niat itu sudah terkonversi menjadi nilai pahala di sisi Allah SWT yang efeknya akan sangat signifikan dalam menghidupkan kebaikan dalam diri kita. Lalu kita mungkin bertanya apa hubungan apa antara gen dengan DNA?. Secara struktur gen berada dalam DNA, DNA berada dalam kromosom, kromosom berada dalam sel, sel berada dalam jaringan, organ, sistem organ lalu terbentuklah organisme yang salah satu dari organisme tersebut dinamakan manusia. Salah satu contohnya terdapat pada mata. Mata disebut sebagai organ, di dalamnya terdapat jaringan retina, jadi dapat dikatakan bahwa di retina mata kita ada sel, ada DNA, dan ada gen, pantaslah jika kita melihat sesuatu yang dilarang oleh agama, akan menimbulkan kegalauan. Melihat gambar porno misalnya, akan membuat perubahan dalam hidup kita. Efek negatifnya tidak hanya terjadi pada saat kita melihat gambar tersebut, tetapi akan terekam dalam khayalan dan membuat energi kita terkuras dengan selalu mengkhayalkan gambar tersebut yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan kita untuk berkarya dalam hidup ini. Belum lagi ketergantungan kita untuk melihat gambar tersebut yang akan menjadikannya candu dalam hidup, ini menjadi sebuah bukti bagaimana gen-gen yang berada dalam retina akan mempengaruhi hidup kita. Tahukah kita bahwasanya seluruh manusia memiliki potensi gen yang 99% sama. Itu artinya DNA kita sama dengan junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, itulah salah satu hikmah kenapa Allah memberikan kita contoh teladan berwujud manusia pada diri Rasulullah SAW, yang berarti Rasulullah bisa kita jadikan prototype dalam hidup, membuat gen-gen dalam diri kita mirip dengan gen-gen pada diri Rasulullah yang kemudian melahirkan tindakan, perbuatan, akhlak, kebijaksanaan, kebijakan beliau dapat kita aplikasikan dalam diri kita masing-masing. Pertanyaan kita mungkin kemudian berlanjut, kenapa kita tidak bisa seperti Rasulullah, padahal potensi itu ada dalam diri kita?. Jawabannya sangat sederhana, ternyata gen-gen yang berada dalam DNA tubuh kita hanya akan aktif jika kita berusaha untuk mengaktifkannya. Allah berfirman, bahwasanya nasib suatu kaum ditentukan oleh kaum itu sendiri. Diperlukan kemauan keras untuk mengaktifkan gen tersebut, disinilah fungsi nafsu yang Allah titipkan dalam diri kita. Bagaimana nafsu itu membuat gen menjadi aktif dan melahirkan tindakan positif dalam hidup kita. Inilah garis merah yang membedakan kita dengan makhluk Allah yang bernama malaikat. Dalam Alquran dinyatakan bahwa nafsu itu ada 3 macam, yakni : 1. Nafsu AMMARAH BISSU’. Nafsu ini sangat berbahaya apabila melekat pada diri seseorang sebab ia terlalu mengarahkan manusia kepada perbuatan dan perilaku yang dilarang agama (QS Yusuf(12):53), “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”) 2. Nafsu LAWWAMAH, yaitu nafsu yang sudah mengenal baik dan buruk. Nafsu ini mengarahkan pemiliknya untuk menentang kejahatan, tetapi suatu saat jika ia lalai beribadah kepada ALLAH SWT, maka ia akan terjerumus kepada dosa. Orang yang memiliki nafsu ini BELUM KONSISTEN untuk menjalan ketaatan dan meninggalkan perbuatan dosa (QS Al Maidah(5):13), “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”) 3. Nafsu MUTH MA’INNAH, yaitu nafsu yang membuat pemiliknya tenang dalam ketaatan. Nafsu ini telah mendapat rahmat ALLAH SWT, dan manusia yang mendapatkan nafsu ini akan mendapat ridha ALLAH SWT di dunia dan akhirat. Orang ini akan khusnul Khotimah di akhir hidupnya sebagai pintu menuju surga ALLAH SWT (QS Al Fajr(89):27-30), “Hai jiwa yang tenang. – Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. – Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, – dan masuklah ke dalam surga-Ku.”) Jadi nafsu Muthma’innah akan melahirkan ketenangan dan membuat gen positif menjadi aktif. Bagaimana dengan perilaku negatif yang terlahir dari energi negatif dalam diri kita? ternyata ada juga jenis nafsu yang membuat kita terstimulir untuk membuat gen-gen yang bersifat negatif menjadi aktif, yakni nafsu ammarah bissu’ dan nafsu lawwamah yang tidak terkendali. Disinilah fungsi puasa yang diwajibkan bagi kita di bulan Ramadhan, dan tidak hanya di bulan Ramadhan, Rasulullah melakukan puasa senin kamis, bahkan beliau pernah mengatakan bahwa puasa sunnah yang terbaik itu seperti puasa sunnah nabi Daud As, yang pelaksanaannya selang satu hari. Apa yang membuat hidup ini menjadi indah? jawabannya adalah amalan sunnah, bukan amalan wajib. Ibarat sebuah rumah, yang wajib itu ada ruang tamu, kamar, wc, dapur. Assesoris yang berada dalam rumah yang hukumnya sunnah yang kemudian menjadikan rumah itu menjadi indah, kursi tamu, springbed, tv, pemanas air dalam wc, kulkas dll yang membuat rumah itu semakin nyaman untuk ditempati. Lalu apa kaitannya dengan gen?. Puasa sunnah sebaiknya dihidupkan dalam hidup kita, bulan Ramadhan hanya terjadi sekali dalam setahun, sementara hidup kita dengan segala cobaan godaan duniawi berlangsung setiap hari bahkan setiap detik. Sementara gen-gen yang positif selalu memerlukan pengaktifan di setiap saat dan gen-gen negatif memerlukan perlindungan agar nafsu ammarah bissu’ dan nafsu lawwamah yang tidak terkendali tidak mengaktifkannya. Puasa sunnah yang kita lakukan akan mengaktifkan gen positif dan menonaktifkan gen negatif. Tentunya dibarengi dengan shalat fardhu dan shalat sunnah di setiap 5 waktu dalam keseharian kita. Wallahualam. *Artikel Peserta Orientasi IDI Tahun 2012: Dokumen Pusat Peningkatan &Penjaminan Mutu UIN Alauddin